Label

Kamis, 23 Juni 2016

Tentang Malang

    Kota Malang

    Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
    (Dialihkan dari Malang)
    Kota Malang
    Kota Bunga
    Parijs Van Oost-Java
    "Switzerland Van Java"
    Kota di Indonesia
    Balai Kota Malang dan Alun-Alun Tugu
    Gedung Rektorat Universitas Brawijaya Masjid Agung Jami' Malang
    Gereja Katedral Ijen Panorama Malang dan Gunung Semeru
    Dari atas searah jarum jam: Balai Kota Malang dan Alun-Alun Tugu, Masjid Agung Jami' Malang, Panorama Malang dan Gunung Semeru, Gereja Katedral Ijen, Gedung Rektorat Universitas Brawijaya
    Lambang Kota Malang
    Lambang
    Semboyan: Malangkuçeçwara (Tuhan Menghancurkan Yang Bathil)
    Peta lokasi Kota Malang
    Peta lokasi Kota Malang
    Kota Malang berlokasi di Indonesia
    Kota Malang
    Kota Malang
    Peta lokasi Kota Malang
    Koordinat: 7°16′LU 112°43′BT
    Negara  Indonesia
    Provinsi Jawa Timur
    Hari jadi 1 April 1914
    Dasar hukum UU No. 12/1950
    Pemerintahan
     • Wali Kota Ir. H. Mochamad Anton[1]
    Area
     • Total 252.10 km2 (97.34 mil²)
    Peringkat luas 27
    Populasi (2014)
     • Total 857.891
     • Peringkat 16
     • Kepadatan 3,400/km2 (8,800/sq mi)
     • Peringkat 17
    Demografi
     • Suku bangsa Jawa, Madura, Arab, Tionghoa, dll
     • Agama Islam (88,93%), Protestan (5,70%), Katolik (3,70%), Buddha (0,49%), Hindu (0,21%), Kong Hu Cu (0,03%), Lain-lain (0,01%)
     • Bahasa Indonesia, Jawa, Madura, Tionghoa, Inggris
    Zona waktu WIB (UTC+7)
    Kode telepon +62 341
    Kecamatan 5
    Kelurahan 57
    Situs web www.malangkota.go.id
    Kota Malang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 90 km sebelah selatan Surabaya dan merupakan kota terbesar di kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, serta merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia menurut jumlah penduduk. Selain itu, Malang juga merupakan kota terbesar kedua di wilayah Pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung. Kota Malang berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, dan seluruh wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Malang. Luas wilayah kota Malang adalah 252,10 km2. Bersama dengan Kota Batu dan Kabupaten Malang, Kota Malang merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang dikenal dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan Malang). Wilayah Malang Raya yang berpenduduk sekitar 4 juta jiwa, adalah kawasan metropolitan terbesar kedua di Jawa Timur setelah Gerbangkertosusila. Kawasan Malang Raya dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia.
    Malang dikenal sebagai salah satu kota tujuan pendidikan terkemuka di Indonesia karena banyak universitas dan politeknik negeri maupun swasta yang terkenal hingga seluruh Indonesia dan menjadi salah satu tujuan pendidikan berada di kota ini, beberapa di antaranya yang paling terkenal adalah Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Muhammadiyah Malang.
    Sebutan lain kota ini adalah kota bunga, dikarenakan pada zaman dahulu Malang dinilai sangat indah dan cantik dengan banyak pohon-pohon dan bunga yang berkembang dan tumbuh dengan indah dan asri. Malang juga dijuluki Parijs van Oost-Java, karena keindahan kotanya bagaikan kota "Paris" di timur Pulau Jawa. Selain itu, Malang juga mendapat julukan Zwitserland van Java karena keindahan kotanya yang dikelilingi pegunungan serta tata kotanya yang rapi, menyamai negara Swiss di Eropa. Malang juga berangsur-angsur dikenal sebagai kota belanja, karena banyaknya mall dan factory outlet yang bertebaran di kota ini. Hal inilah yang menjadikan kota Malang dikenal luas memiliki keunikan, yakni karena kemiripannya dengan Kota Bandung di Provinsi Jawa Barat, di antaranya dari segi geografis, julukan, dan perkembangan kotanya.[2]

    Daftar isi

    Sejarah

    Wilayah cekungan Malang telah ada sejak masa purbakala menjadi kawasan pemukiman. Banyaknya sungai yang mengalir di sekitar tempat ini membuatnya cocok sebagai kawasan pemukiman. Wilayah Dinoyo dan Tlogomas diketahui merupakan kawasan pemukiman prasejarah.[3] Selanjutnya, berbagai prasasti (misalnya Prasasti Dinoyo), bangunan percandian dan arca-arca, bekas-bekas fondasi batu bata, bekas saluran drainase, serta berbagai gerabah ditemukan dari periode akhir Kerajaan Kanjuruhan (abad ke-8 dan ke-9) juga ditemukan di tempat yang berdekatan.[3][4]
    Nama "Malang" sampai saat ini masih diteliti asal-usulnya oleh para ahli sejarah. Para ahli sejarah masih terus menggali sumber-sumber untuk memperoleh jawaban yang tepat atas asal usul nama "Malang". Sampai saat ini telah diperoleh beberapa hipotesa mengenai asal usul nama Malang tersebut.
    Malangkuçeçwara (baca: Malangkusheshwara) yang tertulis di dalam lambang kota itu, menurut salah satu hipotesa merupakan nama sebuah bangunan suci. Nama bangunan suci itu sendiri diketemukan dalam dua prasasti Raja Balitung dari Jawa Tengah yakni prasasti Mantyasih tahun 907, dan prasasti 908 yakni diketemukan di satu tempat antara Surabaya-Malang. Namun demikian dimana letak sesungguhnya bangunan suci Malangkuçeçwara itu, para ahli sejarah masih belum memperoleh kesepakatan. Satu pihak menduga letak bangunan suci itu adalah di daerah gunung Buring, satu pegunungan yang membujur di sebelah timur kota Malang dimana terdapat salah satu puncak gunung yang bernama Malang. Pembuktian atas kebenaran dugaan ini masih terus dilakukan karena ternyata, di sebelah barat kota Malang juga terdapat sebuah gunung yang bernama Malang.
    Pihak yang lain menduga bahwa letak sesungguhnya dari bangunan suci itu terdapat di daerah Tumpang, satu tempat di sebelah utara kota Malang. Sampai saat ini di daerah tersebut masih terdapat sebuah desa yang bernama Malangsuka, yang oleh sebagian ahli sejarah, diduga berasal dari kata Malankuça (baca: Malankusha) yang diucapkan terbalik. Pendapat di atas juga dikuatkan oleh banyaknya bangunan-bangunan purbakala yang berserakan di daerah tersebut, seperti Candi Jago dan Candi Kidal, yang keduanya merupakan peninggalan zaman Kerajaan Singasari.
    Dari kedua hipotesa tersebut di atas masih juga belum dapat dipastikan manakah kiranya yang terdahulu dikenal dengan nama Malang yang berasal dari nama bangunan suci Malangkuçeçwara itu. Apakah daerah di sekitar Malang sekarang, ataukah kedua gunung yang bernama Malang di sekitar daerah itu. Sebuah prasasti tembaga yang ditemukan akhir tahun 1974 di perkebunan Bantaran, Wlingi, sebelah barat daya Malang, dalam satu bagiannya tertulis sebagai berikut : “………… taning sakrid Malang-akalihan wacid lawan macu pasabhanira dyah Limpa Makanagran I ………”. Arti dari kalimat tersebut di atas adalah : “ …….. di sebelah timur tempat berburu sekitar Malang bersama wacid dan mancu, persawahan Dyah Limpa yaitu ………” Dari bunyi prasasti itu ternyata Malang merupakan satu tempat di sebelah timur dari tempat-tempat yang tersebut dalam prasasti itu. Dari prasasti inilah diperoleh satu bukti bahwa pemakaian nama Malang telah ada paling tidak sejak abad 12 Masehi.
    Nama Malangkuçeçwara terdiri atas 3 kata, yakni mala yang berarti kecurangan, kepalsuan, dan kebatilan; angkuça (baca: angkusha) yang berarti menghancurkan atau membinasakan; dan Içwara (baca: ishwara) yang berarti "Tuhan". Sehingga, Malangkuçeçwara berarti "Tuhan telah menghancurkan kebatilan".
    Hipotesa-hipotesa terdahulu, barangkali berbeda dengan satu pendapat yang menduga bahwa nama Malang berasal dari kata “Membantah” atau “Menghalang-halangi” (dalam bahasa Jawa berarti Malang). Alkisah Sunan Mataram yang ingin meluaskan pengaruhnya ke Jawa Timur telah mencoba untuk menduduki daerah Malang. Penduduk daerah itu melakukan perlawanan perang yang hebat. Karena itu Sunan Mataram menganggap bahwa rakyat daerah itu menghalang-halangi, membantah atau malang atas maksud Sunan Mataram. Sejak itu pula daerah tersebut bernama Malang.
    Timbulnya Kerajaan Kanjuruhan tersebut, oleh para ahli sejarah dipandang sebagai tonggak awal pertumbuhan pusat pemerintahan yang sampai saat ini, setelah 12 abad berselang, telah berkembang menjadi Kota Malang.
    Setelah kerajaan Kanjuruhan, pada masa emas kerajaan Singasari (1000 tahun setelah Masehi) di daerah Malang masih ditemukan satu kerajaan yang makmur, banyak penduduknya serta tanah-tanah pertanian yang amat subur. Ketika Islam menaklukkan Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1400, Patih Majapahit melarikan diri ke daerah Malang. Ia kemudian mendirikan sebuah kerajaan Hindu yang merdeka, yang oleh putranya diperjuangkan menjadi satu kerajaan yang maju. Pusat kerajaan yang terletak di kota Malang sampai saat ini masih terlihat sisa-sisa bangunan bentengnya yang kokoh bernama Kutobedah di desa Kutobedah. Adalah Sultan Mataram dari Jawa Tengah yang akhirnya datang menaklukkan daerah ini pada tahun 1614 setelah mendapat perlawanan yang tangguh dari penduduk daerah ini.
    Seperti halnya kebanyakan kota-kota lain di Indonesia pada umumnya, Kota Malang modern tumbuh dan berkembang setelah hadirnya administrasi kolonial Hindia Belanda. Fasilitas umum direncanakan sedemikian rupa agar memenuhi kebutuhan keluarga Belanda. Kesan diskriminatif masih berbekas hingga sekarang, misalnya ''Ijen Boullevard'' dan kawasan sekitarnya. Pada mulanya hanya dinikmati oleh keluarga-keluarga Belanda dan Bangsa Eropa lainnya, sementara penduduk pribumi harus puas bertempat tinggal di pinggiran kota dengan fasilitas yang kurang memadai. Kawasan perumahan itu sekarang menjadi monumen hidup dan seringkali dikunjungi oleh keturunan keluarga-keluarga Belanda yang pernah bermukim di sana.
    Pada masa penjajahan kolonial Hindia Belanda, daerah Malang dijadikan wilayah "Gemente" (Kota). Sebelum tahun 1964, dalam lambang kota Malang terdapat tulisan ; “Malang namaku, maju tujuanku” terjemahan dari “Malang nominor, sursum moveor”. Ketika kota ini merayakan hari ulang tahunnya yang ke-50 pada tanggal 1 April 1964, kalimat-kalimat tersebut berubah menjadi : “Malangkuçeçwara”. Semboyan baru ini diusulkan oleh almarhum Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjaraka, karena kata tersebut sangat erat hubungannya dengan asal usul kota Malang yang pada masa Ken Arok kira-kira 7 abad yang lampau telah menjadi nama dari tempat di sekitar atau dekat candi yang bernama Malangkuçeçwara.
    Kota Malang mulai tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda, terutama ketika mulai di operasikannya jalur kereta api pada tahun 1879. Berbagai kebutuhan masyarakatpun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.
    Lambang Kota Malang pada Masa Hindia Belanda

    Makna lambang

    Logo Kota Malang (Pemerintah Kota Malang)
    DPRDGR mengkukuhkan lambang Kotamadya Malang dengan Perda No. 4/1970. Bunyi semboyan pada lambang adalah "MALANG KUÇEÇWARA". Motto "MALANG KUÇEÇWARA" berarti Tuhan menghancurkan yang bathil, menegakkan yang benar. Arti Warna :
    • Merah Putih, adalah lambang bendera nasional Indonesia
    • Kuning, berarti keluhuran dan kebesaran
    • Hijau adalah kesuburan
    • Biru Muda berarti kesetiaan pada Tuhan, negara dan bangsa
    • Segilima berbentuk perisai bermakna semangat perjuangan kepahlawanan, kondisi geografis, pegunungan, serta semangat membangun untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
    Semboyan tersebut dipakai sejak hari peringatan 50 tahun berdirinya Kotapraja Malang pada 1964, sebelum itu yang digunakan adalah : "MALANG NAMAKU, MAJU TUJUANKU", yang merupakan terjemahan dari bahasa Latin "MALANG NOMINOR, SURSUM MOVEOR" yang disahkan dengan "Gouvernement besluit dd. 25 April 1938 N. 027". Semboyan baru itu diusulkan oleh Prof. DR. R.Ng.Poerbatjaraka dan erat hubungannya dengan asal mula Kota Malang pada zaman Ken Arok.

    Geografi

    Kota Malang yang terletak di dataran tinggi yaitu pada ketinggian antara 440 - 667 meter diatas permukaan air laut, merupakan salah satu kota tujuan pariwisata karena keindahan alamnya yang dikelilingi pegunungan. Letak kota Malang berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Malang dan secara astronomis terletak 112,06° - 112,07° Bujur Timur dan 7,06° - 8,02° Lintang Selatan, dengan batas wilayah sebagai berikut :
    Kota Malang juga dikelilingi beberapa pegunungan besar, di antaranya adalah pegunungan Bromo-Tengger (berkisar 2.700 m dpl); Gunung Semeru (3.676 m dpl); Gunung Arjuno (3.339 m dpl); Gunung Butak (2.868 m dpl); Gunung Kawi (2.551 m dpl); Gunung Anjasmoro (2.277 m dpl); serta Gunung Panderman (2.045 m dpl). Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa. Selain itu, kota Malang juga dilalui salah satu sungai terpanjang di Indonesia serta terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo, yaitu Sungai Brantas yang mata airnya terletak di lereng Gunung Arjuno di sebelah barat laut kota.
    Pemandangan kota Malang.
    Kota Malang dengan latar belakang Gunung Semeru.

    Keadaan geologi

    Keadaan tanah di wilayah Kota Malang antara lain :
    • Bagian selatan merupakan dataran tinggi yang cukup luas, cocok untuk industri
    • Bagian utara merupakan dataran tinggi yang subur, cocok untuk pertanian
    • Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang subur
    • Bagian barat merupakan dataran tinggi yang amat luas menjadi daerah pendidikan

    Jenis tanah

    Jenis tanah di wilayah Kota Malang ada 4 macam, antara lain :
    • Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6,930,267 Ha.
    • Mediteran coklat dengan luas 1.225.160 Ha.
    • Asosiasi latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas 1.942.160 Ha.
    • Asosiasi andosol coklat dan grey humus dengan luas 1.765,160 Ha
    Struktur tanah pada umumnya relatif baik, akan tetapi yang perlu mendapatkan perhatian adalah penggunaan jenis tanah andosol yang memiliki sifat peka erosi. Jenis tanah andosol ini terdapat di Kecamatan lowokwaru dengan relatif kemiringan sekitar 15 %.

    Iklim

    Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2006 tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara 22,2 °C - 24,5 °C. Sedangkan suhu maksimum mencapai 32,3 °C dan suhu minimum 17,8 °C . Rata kelembaban udara berkisar 74% - 82%. dengan kelembaban maksimum 97% dan minimum mencapai 37%. Seperti umumnya daerah lain di Indonesia, Kota Malang mengikuti perubahan putaran 2 iklim, musim hujan, dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret, April, dan Desember. Sedangkan pada bulan Juni, Agustus, dan November curah hujan relatif rendah. Kecepatan angin maksimum terjadi di bulan Mei, September, dan Juli.

    Demografi

    Jumlah penduduk Kota Malang 857.891 jiwa (2014), dengan tingkat pertumbuhan 3,9% per tahun. Dengan luas Kota Malang yang mencapai 110,06 km2, kepadatan penduduk Kota Malang mencapai 7800 jiwa/km2.

    Suku bangsa

    Sebagian besar penduduk Kota Malang berasal dari suku Jawa. Namun, suku Jawa di Malang dibanding dengan masyarakat Jawa pada umumnya memiliki temperamen yang sedikit lebih keras dan egaliter. Salah satu penyebabnya adalah tipologi arek Malang terinspirasi oleh Ken Arok yang diceritakan sebagai raja yang tegas dan lugas meskpiun lebih megarah keras. Terdapat pula sejumlah suku-suku minoritas seperti Madura, Arab, Tionghoa, dan lain-lain. Sebagai kota pendidikan, Malang juga menjadi tempat tinggal mahasiswa dari berbagai daerah dari seluruh Indonesia, bahkan di antara mereka juga membentuk wadah komunitas tersendiri.
    Masjid Agung Jami' Kota Malang

    Agama

    Agama mayoritas adalah Islam, diikuti dengan Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Bangunan tempat ibadah banyak yang telah berdiri semenjak zaman kolonial antara lain Masjid Jami (Masjid Agung), Gereja Hati Kudus Yesus, Gereja Kathedral Ijen (Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel), Klenteng Eng An Kiong di Kotalama serta Candi Badut di Kecamatan Sukun dan Pura di puncak Buring. Malang juga menjadi pusat pendidikan keagamaan dengan banyaknya Pesantren, yang terkenal ialah Pondok Pesantren Al Hikam pimpinan KH. Hasyim Muzadi, dan juga adanya pusat pendidikan Kristen berupa Seminari Alkitab yang sudah terkenal di seluruh Nusantara, salah satunya adalah Seminari Alkitab Asia Tenggara.

    Bahasa

    Lihat pula: Dialek Malang
    Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi nasional di Kota Malang. Namun, Bahasa Jawa dengan dialek Jawa Timuran merupakan bahasa sehari-hari masyarakat Malang. Kalangan minoritas Suku Madura menuturkan Bahasa Madura. Malang dikenal memiliki dialek khas yang disebut Boso Walikan (Osob Kiwalan), yaitu cara pengucapan kata secara terbalik, misalnya Malang menjadi Ngalam, bakso menjadi oskab burung menjadi ngurub, dan contoh lain seperti saya bangga arema menang menjadi ayas bangga arema nganem . Gaya bahasa masyarakat Malang terkenal egaliter dan blak-blakan, yang menunjukkan sikap masyarakatnya yang tegas, lugas dan tidak mengenal basa-basi.

    Pemerintahan

    Balai Kota Malang
    Kantor Wali Kota Malang
    Secara administrasi pemerintahan Kota Malang dipimpin oleh seorang wali kota dan wakil wali kota yang dipilih langsung oleh rakyat Malang dalam pemilihan wali kota Malang setiap lima tahun sekali. Wali kota Malang membawahi koordinasi atas wilayah administrasi kecamatan yang dikepalai oleh seorang camat. Kecamatan dibagi lagi menjadi kelurahan-kelurahan yang dikepalai oleh seorang lurah. Seluruh camat dan lurah merupakan jajaran pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kota. Pemilihan wali kota dan wakil wali kota secara langsung pertama di kota Malang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008, setelah sebelumnya wali kota dan wakilnya dipilih oleh anggota DPRD kota. Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang saat ini adalah Mochamad Anton dan Sutiaji yang berasal dari Partai Kebangkitan Bangsa.

    Perwakilan

    DPRD Kota Malang
    2014-2019
    Partai Kursi
    Lambang PDI-P PDI-P 11
    Lambang PKB PKB 6
    Lambang Partai Golkar Partai Golkar 5
    Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat 5
    Lambang Partai Gerindra Partai Gerindra 4
    Lambang PAN PAN 4
    Lambang Hanura Partai Hanura 3
    Lambang PKS PKS 3
    Lambang PPP PPP 3
    Lambang NasDem Partai NasDem 1
    Total 45
    Sumber: Situs web DPRD Kota Malang[5]
    Secara konstitusional, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang merupakan perwakilan rakyat yang dipilih langsung oleh warga Malang pada pemilu legislatif setiap lima tahun sekali. Anggota DPRD Kota Malang periode 2014-2019 adalah 45 orang yang didominasi oleh PDI Perjuangan (11 kursi), PKB (6 kursi), dan Partai Golkar (5 kursi). Pimpinan DPRD Kota Malang periode 2014-2019 terdiri dari Arief Wicaksono (Ketua; PDI-P), Zainudin (Wakil Ketua; PKB), Rahayu Sugiarti (Wakil Ketua; Golkar), dan Wiwik Hendri Astuti (Wakil Ketua; Demokrat) yang resmi menjabat sejak 16 Oktober 2014.[6]

    Pembagian administratif

    Peta Pembagian Administratif Kota Malang.
    Kota Malang terdiri atas 5 kecamatan dan 57 kelurahan. Berikut adalah daftar kecamatan di Malang:

    Perekonomian

    Perekonomian Kota Malang ditunjang dari berbagai sektor, diantaranya industri, jasa, perdagangan, dan pariwisata. Sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur, menjadikan laju ekonomi Malang merupakan yang terpenting kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Kota Malang juga merupakan tempat berdirinya dan berkembangnya perusahaan rokok Bentoel. Di bidang pariwisata, suasana Malang yang sejuk dan terletak di dataran tinggi seperti saudaranya Kota Batu, membuat wisatawan baik domestik maupun mancanegara tertarik untuk mengunjungi Malang. Di Malang juga banyak dijumpai hotel dan rumah singgah / guest house mewah yang mengakomodir kunjungan wisatawan.

    Pariwisata

    Museum dan perpustakaan

    • Museum Brawijaya Malang
    • Museum Bentoel
    • Museum Mpu Purwa
    • Museum Zoologi Frater Vianney
    • Museum Malang Tempo Doeloe
    • Perpustakaan Kota Malang (Jalan Ijen)

    Monumen dan tugu peringatan

    Monumen Tugu Malang pada malam hari dengan latar belakang Balai Kota
    Monumen Tentara Genie Pelajar (TGP) Malang
    Sebagai kota besar Kota Malang terlibat dalam berbagai peristiwa bersejarah yang terjadi di Indonesia. Untuk menandai peristiwa tersebut dibuat berbagai monumen dan tugu peringatan.
    • Monumen Tugu Malang. Lokasi Jalan Tugu
    • Monumen Adipura. Lokasi Jalan Semeru
    • Monumen TGP (Tentara Genie Pelajar). Lokasi Jalan Semeru.
    • Monumen Pesawat MIG-17 Fresco yang berperan dalam Operasi Trikora. Lokasi Jalan Soekarno-Hatta.
    • Monumen Pahlawan TRIP. Lokasi Jalan Pahlawan TRIP.
    • Monumen Juang. Lokasi Jalan Kertanegara.
    • Monumen Hamid Rusdi. Lokasi Jalan Simpang Balapan
    • Monumen Panglima Sudirman. Lokasi Jalan Panglima Sudirman
    • Monumen Singo Edan. Lokasi Taman Bentoel Trunojoyo
    • Monumen Arema. Lokasi Jalan Lembang
    • Monumen KNIP Malang. Lokasi utara Alun-Alun Kota (Mall Sarinah)
    • Monumen Melati (Monumen Kadet Suropati). Lokasi Jalan Ijen
    • Monumen Chairil Anwar. Lokasi Jalan Basuki Rahmat (Kayutangan)
    • Monumen Patung Ken Dedes. Lokasi gerbang masuk Kota Malang di utara
    Monumen Pesawat MIG-17 Fresco

    Taman rekreasi dan pasar wisata

    • Taman Rekreasi Senaputra
    • Taman Wisata Tlogomas
    • Pasar Minggu Semeru (Jalan Semeru)
    • Pasar Minggu Vellodrome (lingkar luar arena Velodrome Sawojajar)
    • Wisata Kuliner Pulosari
    • Taman Kridha Budaya Jawa Timur
    • Taman Rekreasi Lembah Dieng
    • Playground
    • Malang Tempoe Doeloe 1 tahun sekali dan di adakan saat pertengahan tahun.
    • Taman Wisata Wendit

    Sarana olahraga

    • Stadion Gajayana Malang
    • GOR Ken Arok
    • GOR Bima Sakti
    • Arena Balap Vellodrome
    • Araya Golf & Family Club
    • Dieng Family Club
    • Lembah Dieng swimming pool
    • Futsal Champion, Futsal Arena, dll

    Mall dan pusat perbelanjaan

    Pasar Oro-Oro Dowo, pasar tradisional terbersih di Kota Malang.
    • Mall Olympic Garden, Jalan Kawi
    • Malang Town Square, Jalan Veteran
    • Malang City Point CITYWALK, Jalan Terusan Dieng
    • Mall Sarinah, Jalan Basuki Rachmat
    • Mall Dinoyo City, Jalan M.T. Haryono
    • Plaza Malang, Jalan K.H. Agus Salim
    • Gajah Mada Plaza, Jalan K.H. Agus Salim
    • Mall Mitra I Dept. Store, Jalan K.H. Agus Salim
    • Mall Carrefour Express, Jalan Ahmad Yani
    • Mall Matahari Dept. Store, Pasar Besar
    • Mall Alun Alun (Ramayana), Jalan Merdeka
    • Cyber Mall Malang, Jalan Raya Langsep
    • @MX Mall, Jalan Veteran
    • Plaza Araya, Jalan Pondok Blimbing Indah
    • Hartono Elektronik
    • Gunung Sari Intan
    • TREND Shop
    • Sardo Swalayan
    • Avia, Jalan J.A. Suprapto
    • Hypermart Veteran
    • Giant Ekspres Kawi
    • Giant Ekspres Dinoyo
    • Giant Ekspres Sawojajar
    • Giant Ekspres Plaza Araya
    • Giant Ekstra MOG
    • Pasar Besar Malang
    • Pasar Rakyat Oro-Oro Dowo
    • Pasar Blimbing
    • Pasar Raya Dinoyo
    • Pasar Bunulrejo
    • Pasar Mergan
    • Pasar Tawangmangu
    • Pasar Bareng
    • Pasar Sukun
    • Pasar Gadang
    • Pasar Induk Gadang
    • Pasar Burung & Tanaman Hias
    • Pasar Comboran
    • Pasar Kasin
    • Pasar Kebalen
    • Pasar Madyopuro
    • Pasar Sawojajar
    • Pasar Klojen
    • Pasar Bandulan
    • Pertokoan Kayutangan
    • Pertokoan Arif Margono
    • Pusat Ruko Sawojajar
    • Pusat Ruko WOW, Jalan Raya Sawojajar
    • Pusat Ruko Sulfat
    • Sentra Industri Keripik Tempe Sanan
    • Sentra Kuliner Pulosari

    Bioskop

    • Mandala 21
    • Dieng 21
    • Sarinah Cineplex
    • Dinoyo Cineplex

    Angkutan pariwisata

    Bus Macyto.
    Sejak awal tahun 2015, pemerintah kota Malang meluncurkan sistem angkutan bus tingkat wisata yang dinamai Bus Macyto atau Malang City Tour. Bus ini beroperasi di Kota Malang dan rutenya melewati beberapa titik-titik penting di tiap sudut kota di antaranya beberapa museum-museum penting, kawasan Jalan Ijen, wisata kuliner, dan sebagainya.

    Akomodasi

    Sarana akomodasi di kota Malang terdapat beragam mulai hotel berbintang, apartemen, losmen, hingga rumah singgah / guest house yang tersebar di seluruh penjuru kota.

    Industri

    Kota Malang memiliki pola pertumbuhan industri yang unik, dimana sebagian besar industrinya disokong oleh sektor industri kecil dan mikro. Hanya terdapat beberapa industri manufaktur besar yang terdapat di Kota Malang sebagian disusun atas industri manufaktur padat karya.

    Industri manufaktur

    • Industri Rokok
    • Industri Karoseri dan Body Repair
    • Industri Tekstil & Garmen
    • Industri Persenjataan Pesawat Tempur (Pabrikan Sari Bahari, Malang)

    Industri kecil dan mikro

    • Industri Tempe dan Keripik Tempe
    • Industri Makanan & Minuman
    • Industri Kerajinan Kaos Arema
    • Industri Kerajinan Sarung Bantal Dekorasi
    • Industri Kerajinan Rotan
    • Industri Kerajinan Mebel
    • Industri Kerajinan Topeng Malangan
    • Industri Kerajinan Lampion
    • Industri Kerajinan Patung & Taman
    • Industri Kerajinan Keramik & Gerabah
    • Industri Advertising dan Percetakan

    Kompleks industri manufaktur dan sentra industri mikro

    • Kompleks Industri Karya Timur
    • Kompleks Industri Karanglo
    • Kompleks Industri Pandanwangi
    • Sentra Industri Keripik Tempe Sanan
    • Sentra Industri Mebel Blimbing
    • Sentra Industri Rotan Arjosari
    • Sentra Industri Keramik Dinoyo
    • Sentra industri sarang burung

    Pendidikan

    Perguruan tinggi

    Malang juga dikenal sebagai Kota Pendidikan, karena memiliki sejumlah perguruan tinggi ternama, Sebagai kota pendidikan, banyak mahasiswa berasal dari luar Malang yang kemudian menetap di Malang, terutama dari wilayah Indonesia Timur seperti Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan Papua, bahkan dari luar negeri sekalipun. berikut adalah nama-nama perguruan tinggi di Malang :
    Kompleks Universitas Brawijaya (kiri gambar) terlihat dalam Skyline Kawasan Malang Barat.

    Sekolah Menengah Atas (SMA)

    Selain perguruan tinggi, ada beberapa sekolah menengah atas yang namanya sudah terkenal hingga tingkat nasional bahkan internasional. Beberapa di antaranya bahkan telah ditetapkan sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, dipelopori oleh SMA Negeri 3 Malang, selanjutnya diikuti oleh SMA Negeri 1, 4, 5, 8, 10 Malang dan SMA Katolik St. Albertus Malang (SMA Dempo). Sedangkan SMA Swasta lainnya yang cukup bergengsi di Kota Malang antara lain SMA Katolik Kolese Santo Yusup (Hua Ind), SMAK Santa Maria (SMA Langsep), SMAK Cor Jesu, Charis National Academy dan sebagainya.

    Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

    Selain itu ada SMK yang menjadi andalan kota Malang yaitu SMK Negeri 4 Malang. Sekolah ini sudah terkenal di dunia Internasional dan Nasional karena prestasi dan Kualitasnya yang sangat baik. Selain itu ada SMK Negeri 8 Malang, SMK Negeri 12 Malang, SMK Negeri 5 Malang, SMK Cor Jesu. yang berstatus SMK Bertaraf Internasional. Adapun sekolah swasta yang menjadi pesaing adalah SMK Telkom Sandhy Putra Malang dan SMK PGRI 3 Malang.

    Madrasah Aliyah (MA)

    Selain sekolah menengah umum. Di Kota Malang juga terdapat Madrasah Aliyah (MA) Negeri dan Swasta. Berbeda dengan SMA dan SMK yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan, Madrasah Aliyah berada di bawah naungan Kementerian Agama. Madrasah Aliyah Negeri ada tiga, yakni MAN 1 Malang, MAN 2 Malang, dan MAN 3 Malang (MAN 3 Malang lebih dikenal dengan Madrasah Terpadu karena berada dalam satu kompleks bersama MIN 1 Malang dan MTsN 1 Malang). Sebagai sekolah yang berbasis Pendidikan Agama Islam, Madrasah Aliyah di Kota Malang ini juga mampu bersaing dengan sekolah umum lainnya, bahkan mampu meraih prestasi nasional. Madrasah Aliyah Swasta lebih banyak didirikan dan dikembangkan oleh yayasan dan organisasi Islam, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

    Kesehatan

    Berikut ini adalah daftar rumah sakit yang ada di kota Malang:

    Kebudayaan

    Kekayaan etnis dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisional yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah Wayang Topeng Malangan (Topeng Malang), namun kini semakin terkikis oleh kesenian modern. Gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan tiga budaya (Jawa Tengahan, Madura, dan Tengger). Hal tersebut terjadi karena Malang memiliki tiga sub-kultur, yaitu sub-kultur budaya Jawa Tengahan yang hidup di lereng gunung Kawi, sub-kultur Madura di lereng gunung Arjuno, dan sub-kultur Tengger sisa budaya Majapahit di lereng gunung Bromo-Semeru. Etnik masyarakat Malang terkenal religius, dinamis, suka bekerja keras, lugas dan bangga dengan identitasnya sebagai Arek Malang (AREMA) serta menjunjung tinggi kebersamaan dan setia kepada Malang.
    Di kota Malang juga terdapat tempat yang merupakan sarana apresiasi budaya Jawa Timur yaitu Taman Krida Budaya Jawa Timur, di tempat ini sering ditampilkan aneka budaya khas Jawa Timur seperti Ludruk, Ketoprak, Wayang Orang, Wayang Kulit, Reog, Kuda Lumping, Sendra tari, saat ini bertambah kesenian baru yang kian berkembang pesat di kota Malang yaitu kesenian "Bantengan" kesenian ini merupakan hasil dari kreatifitas masyarakat asli Malang, sejak dahulu sebenarnya kesenian ini sudah dikenal oleh masyarakat Malang namun baru sekaranglah "Bantengan" lebih dikenal oleh masyarakat tidak hanya masyarakat lokal namun juga luar daerah bahkan mancanegara. Khusus di Malang sering diadakan pergelaran bantengan hampir setiap perayaan hari besar baik keagamaan maupun peringatan hari kemerdekaan.
    Festival tahunan yang menjadi event ikon kota juga sering diadakan setiap tahunnya. Beberapa festival kota tahunan diantaranya adalah:
    • Festival Malang Kembali: Diadakan untuk memperingati HUT Kota Malang, biasa digelar pada tanggal 21 Mei. Festival ini mengusung situasi kota pada masa lalu, mengubah jalan-jalan protokol kota menjadi museum hidup selama kurang lebih 1 minggu festival ini diadakan.
    • Karnaval Bunga
    • Karnaval Lampion: Biasa diadakan untuk merayakan hari raya imlek.

    Lingkungan

    Taman

    Taman Alun-Alun Merdeka.
    Taman Bentoel Trunojoyo.
    Kota Malang merupakan salah satu kota terbersih dan terindah di Indonesia. Taman-taman kota yang rindang dan indah di beberapa sudut kota merupakan salah satu kuncinya. Taman kota di Malang di antaranya adalah:
    • Tarekot (Taman Rekreasi Kota), terletak di belakang kompleks balai kota Malang
    • Alun-Alun Merdeka (terletak di depan Masjid Jami' Kota Malang)
    • Alun-Alun Tugu (terletak di depan balai kota Malang)
    • Hutan Kota Malabar
    • Merbabu Family Park
    • Taman Bentoel Trunojoyo, terletak di Jalan Trunojoyo di depan Stasiun Kota Baru, Malang.
    • Taman Kunang-Kunang, terletak di sepanjang Jl. Jakarta
    • Taman Singha Merjosari
    • Taman Halmahera di Jl. Halmahera
    • Taman Slamet, terletak di Jl. Gunung Slamet (kini disebut Jl. Taman Slamet)
    • Taman Ronggowarsito, terletak tepat di depan Stasiun Kota Baru, dengan ikon Monumen Juang

    Penghargaan

    Di bidang lingkungan, Kota Malang telah beberapa kali meraih penghargaan di antaranya adipura, adipura kencana, adiwiyata, wahana tata nugraha, dan sebagainya. Namun, terlepas dari itu tak sedikit beberapa titik di Kota Malang masih terlihat kurang tertata. Hal ini menjadi perhatian pemerintah kota Malang untuk menata kembali lingkungan kawasan tersebut.

    Transportasi

    Darat

    Jalan raya

    Kota Malang merupakan salah satu pusat transportasi darat yang terpenting di Jawa Timur bagian selatan, yaitu pertemuan dari sejumlah jalan raya yang menghubungkan Malang dengan kota-kota lainnya di Pulau Jawa. Malang terhubung dengan jalan nasional, yaitu Rute 23 dengan rute Gempol-Kepanjen. Malang juga dihubungkan dengan beberapa jalan provinsi yang terhubung dengan Batu serta kota-kota lainnya di Jawa Timur, seperti Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Blitar, Kediri, dan kota lainnya di Pulau Jawa. Malang juga terhubung dengan Jalur Lintas Selatan Jawa Timur sepanjang 635 kilometer yang menghubungkan antara Pacitan dengan Banyuwangi. Jalan tol yang dalam waktu dekat segera terhubung dengan kota Malang adalah ruas Pandaan-Malang yang terhubung dengan ruas Surabaya-Porong, Porong-Gempol, serta Gempol Pandaan yang akan menghubungkan Malang dengan Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur, serta Jawa Timur bagian utara dan wilayah Mataraman (Jawa Timur bagian barat). Ruas Tol Pandaan-Malang juga akan terhubung dengan ruas Gempol-Pasuruan yang menghubungkan Malang atau Jawa Timur bagian selatan dengan wilayah Tapal Kuda di Jawa Timur. Ruas tol Pandaan-Malang juga akan menghubungkan kota Malang dengan Bandara Abdul Rachman Saleh.

    Kereta api

    Stasiun Malang Kota Baru
    Kota Malang dilalui jalur kereta api jurusan Malang-Jakarta oleh kereta api Gajayana (eksekutif), kereta api Bima (eksekutif) , kereta api Majapahit (Ekonomi AC non-PSO), kereta api Jayabaya (Economic AC non-PSO), dan Matarmaja (Ekonomi AC PSO). Jurusan Malang-Bandung kereta api Malabar (eksekutif-bisnis-ekonomi). Jurusan Malang-Yogyakarta kereta api Malioboro Ekspres (eksekutif). Malang-Banyuwangi kereta api Tawang Alun (ekonomi). Untuk jalur kereta api yang melalui Surabaya-Malang-Blitar-Kediri-Kertosono adalah Kereta api harian kelas ekonomi (Penataran) melayani jalur Surabaya-Malang via Bangil. Serta Kereta api Tumapel (ekonomi) jurusan Malang-Surabaya. Stasiun utama adalah Stasiun Malang (Kotabaru) (+444 M). 2 Stasiun lainnya adalah Stasiun Malang Kotalama (+429 M) dan Stasiun Blimbing (+460 M).

    Bus

    Untuk jalur bus, Terminal Arjosari yang merupakan terminal terbesar di Malang melayani rute ke seluruh jurusan kota-kota utama di pulau Jawa, Bali, NTB dan Sumatera baik kelas ekonomi, Bisnis maupun eksekutif. Untuk pemberangkatan tujuan luar kota Malang terminal Arjosari tidak siaga 24 jam. Pemberangkatan bus terakhir ke Surabaya habis pukul 22.30 WIB dan Baru ada pagi hari pukul 03.00 WIB. Sedangkan untuk kedatangan bus dari luar kota ke Arjosari siaga 24 jam. Terminal Arjosari relatif aman dari calo yang sering memaksa penumpang. Saat ini biaya peron/jasa ruang tunggu Terminal Arjosari telah dihapuskan (gratis).Terminal Gadang melayani rute Malang-Lumajang, Malang-Blitar-Tulungagung-Trenggalek. Namun, saat ini keberadaan Terminal Gadang telah digantikan oleh Terminal Hamid Rusdi yang terletak kurang lebih 2 KM di sebelah timur Terminal Gadang. Sedangkan Terminal Landungsari melayani rute Malang-Kediri, Malang-Jombang dan Malang-Tuban.
    Adapun 2 sub terminal lainnya adalah Sub-Terminal Madyopuro di bagian timur Kota Malang, tepatnya di daerah Madyopuro (dekat Sawojajar) dan Sub-Terminal Mulyorejo yang terlatak di sebelah barat daya Kota Malang, tepatnya di daerah Mulyorejo Kecamatan Sukun. Terminal tersebut hanya disinggahi oleh angkutan kota.

    Angkutan kota

    Kelima terminal yang ada di Kota Malang terhubung dengan berbagai angkutan kota (biasa disebut angkota atau mikrolet). Angkota atau mikrolet ini ada 2 macam, yakni mikrolet untuk jalur dalam kota dan mikrolet untuk jalur luar kota. Mikrolet jalur dalam kota berwarna biru tua dengan kode garis warna yang beragam untuk membedakan jalurnya, contoh: Arjosari-Gadang (AG) dengan garis warna oranye (saat ini huruf G diganti dengan huruf H untuk Hamid Rusdi), Landungsari-Dinoyo-Hamid Rusdi (LDG, sebelumnya LDH)dengan garis warna putih, Arjosari-Landungsari (AL)dengan garis putih-merah, dan lain sebagainya. Termasuk juga dengan angkot yang menuju sub-terminal. Sedangkan mikrolet untuk jalur luar kota (dari Kota Malang ke Kabupaten Malang atau Kota Batu) berwarna selain biru tua, contoh: LA (Lawang-Arjosari) berwarna hijau, TA (Tumpang-Arjosari) berwarna putih atau putih-hijau, BL (Batu-Landungsari) berwarna ungu muda, dan lain sebagainya.
    Trayek angkutan kota
    Terdapat sekitar 25 trayek angkota di Kota Malang. Tidak semua angkota di Malang beroperasi 24 jam hanya angkot yang melewati jalur tengah saja yang melayani penumpang 24 jam seperti angkot AG dan GA (Arjosari-Gadang) via alun-alun. Sejak penyesuaian subsidi BBM, mulai tanggal 26 Juni 2013, tarif angkota di Kota Malang ini (sesuai Peraturan Walikota Malang No. 24 Tahun 2013 tentang Tarip Angkutan) sebesar Rp 3.000,- (untuk umum) dan Rp 2.000,- (untuk pelajar).
    Berikut ini trayek angkutan kota yang melewati jalur dalam Kota Malang

    Angkutan massal cepat

    Pemerintah kota Malang tengah merencanakan pembangunan sistem transportasi massal dalam kota berbasis rel dalam bentuk monorel dan kereta gantung Gondola.[7]

    Udara

    Kota Malang dan seluruh kawasan Malang Raya dilayani oleh sebuah bandar udara yang bernama Bandar Udara Abdul Rachman Saleh yang lokasinya berada di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Bandara Abdul Rachman Saleh menghubungkan Malang dengan kota-kota lainnya di Indonesia seperti Jakarta, Denpasar, Makassar, dan sebagainya. Bandara Abdul Rachman Saleh juga menjadi bandara terbesar kedua di Jawa Timur setelah Bandara Juanda di Surabaya. Bandara ini mulai berkembang sejak peristiwa Lumpur Lapindo yang menghambat perjalanan dari Malang ke Bandara Juanda. Sebelumnya bandara ini adalah bandara militer yang sesekali digunakan untuk kegiatan tertentu, seperti balap mobil drag race yang memerlukan lintasan yang panjang.

    Kuliner

    Masakan

    Kota Malang mempunyai beberapa Masakan khas, di antaranya:

    Jajanan

    Kota Malang mempunyai beberapa Jajanan khas, di antaranya:

    Minuman

    Kota Malang mempunyai beberapa Minuman khas, di antaranya:

    Oleh-oleh

    Kota Malang mempunyai beberapa Oleh-oleh khas, di antaranya:
    • Kripik buah (kripik apel, nangka, dll)
    • Pia mangkok
    • Strudel Malang
    • Kue ayas

    Olahraga

    Arema Cronus, salah satu klub sepak bola kebanggaan Malang Raya
    Persema Malang, klub sepak bola asal Kota Malang
    Di Malang terdapat beberapa klub olahraga, di antaranya:
    Cabang olahraga yang berkembang pesat di Malang di antaranya adalah sepak bola, bulu tangkis, tennis, voli, renang, dan lain sebagainya. Kota Malang memiliki sebuah stadion besar yaitu Stadion Gajayana yang berkapasitas 35.000 penonton yang menjadi markas utama dari Arema Cronus dan Persema Malang.

    Media

    Televisi

    Lokal

    Nasional

    Radio

    di antaranya:
    Nama Frekuensi Situs
    RRI Malang Pro 1 FM 91,5
    RRI Malang Pro 2 FM 87,9
    RRI Malang Pro 3 FM 94,6
    RRI Malang Pro 4 FM 105,3
    Radio Kencana FM 91,9 http://kencanafm.com/
    Radio Tritara Yaksa FM 106,1 
    Radio Citra Swara FM 99,4
    Radio Senaputra FM 104,0
    Radio Makobu FM 88,7 http://radiomakobufm.com/
    Radio Cakra Buana (RCB) FM 89,5 http://rcbfm.net/
    Radio Tidar Sakti FM 90,3
    Radio Andalus FM 91,1
    Bhiga FM FM 107,2
    Radio Elfara FM 93,0 http://www.93elfarafm.com/
    Radio Kosmonita FM 95,4 http://www.kosmonitafm.com/malang-prof.htm
    Pionir FM FM 96,2
    Mitra FM FM 97,0 http://mitrafm.com/
    Radio KDS8 FM 97,8
    Radio Solagracia FM 98,2 http://www.solagraciafm.com/
    Radio Madina FM (Masjid Jami') FM 99,8
    UMM FM FM 93,4
    Radio Dakwah Islamiyyah (RDI) FM 100,5
    Radio MFM (Malang Kuçeçwara) FM 101,3 http://www.mfmmalang.com/
    Kalimaya Bhaskara FM 102,1
    Radio Puspita FM 103,7
    Mitra Adi Swara (MAS) FM FM 104,5 http://www.radiomasfm.com/
    Radio Tritara FM 106,1
    Radio Kanjuruhan FM 106,5
    Radio Sejahtera FM 107,3 http://www.sejahterafm.com/
    Radio Suara Sangkakala FM 107,9
    Radio Citra Swara FM 99,4
    Radio H2FM FM 100,2 http://www.radioh2fm.com/
    Radio Al-Umm FM 102,5
    Nama Frekuensi Situs

    Buletin dan media massa lokal

    Rupa-Rupa

    Tokoh Malang

    Malang banyak melahirkan tokoh-tokoh besar di tanah air. Sejumlah tokoh besar di tanah air yang berasal dari Malang antara lain adalah Andrie Wongso, Munir, Sudomo, Mochtar Riady, Widjojo Nitisastro, dan lain-lain. Sejumlah artis-artis besar di tanah air juga berasal dari Malang, di antaranya adalah Andhika Pratama, Della Puspita, Franda, Krisdayanti, Ririn Dwi Ariyanti, Rizal Djibran, Yuki Kato, Yuni Shara, dan lain-lain.

    Julukan

  • Paris van Oost-Java, karena kondisi alamnya yang indah, iklimnya yang sejuk serta kotanya yang bersih dan indah, bagaikan kota "Paris" di timur Jawa.
  • Kota Wisata, kondisi alam yang elok dan menawan, bersih, sejuk, tenang dan fasilitas wisata yang memadai merupakan ciri-ciri sebuah kota tempat berlibur.
  • Kota Pendidikan, situasi kota yang tenang, penduduknya ramah, harga makanan yang relatif murah dan fasilitas pendidikan yang memadai sangat cocok untuk belajar/menempuh pendidikan. Sedikitnya ada lima universitas negeri yang berdiri di Malang: Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Negeri Malang, Politeknik Negeri Malang, Politeknik Negeri Kesehatan Malang dan puluhan atau mungkin ratusan PTS.
  • Kota Militer, terpilih sebagai Kota Kesatrian. Di kota Malang ini didirikan tempat pelatihan militer, asrama dan mess perwira di sekitar lapangan Rampal, dan pada zaman Jepang dibangun lapangan terbang "Sundeng" di kawasan Perumnas sekarang.
  • Kota Sejarah, sebagai kota yang menyimpan misteri embrio tumbuhnya kerajaan-kerajaan besar seperti Tumapel, Kanjuruhan, Singosari, Kediri (Dhoho), Mojopahit, Demak dan Mataram. Di kota Malang juga terukir awal kemerdekaan Republik bahkan kota Malang tercatat masuk nominasi akan dijadikan Ibukota Negara Republik Indonesia.
  • Kota Bunga, cita-cita yang merebak di hati setiap warga kota senantiasa menyemarakkan sudut kota dan tiap jengkal tanah warga dengan warna-warni bunga.
  • Kota Olahraga, Banyak lahir bibit-bibit olahragawan yang berasal dari Malang, yang paling terkenal dengan olah raga sepak bolanya terbukti dengan berdirinya 2 team sepak bola seperti Persema dan Arema yang mempunyai prestasi cukup baik di tingkat regional dan nasional,di tambah lagi supporter yang sangat fanatik dan atraktif Ngalamania serta Aremania.
  • Kota Apel, mempunyai produksi apel melimpah yang pusat produksinya berada di luar wilayah kota Malang, yakni Kota Batu dan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Apel ini banyak di ekspor ke dalam dan luar negeri. Di sana apel diolah menjadi bermacam-macam makanan maupun minuman, contohnya Sari apel, Keripik Apel, Manisan dll.
  • Kota Susu, mempunyai produksi susu skala nasional dan internasional yang produksinya terletak di Kecamatan Pujon, yang termasuk wilayah Kabupaten Malang. Susu yang didapatkan berasal dari sapi luar negeri sehingga susu yang diperoleh mempunyai kualitas bagus.
  • Kota Dingin, karena memiliki letak geografis yang dikelilingi pegunungan, yaitu pegunungan Arjuno-Welirang, pegunungan Butak-Kawi-Panderman, dan pegunungan Bromo-Tengger-Semeru.
  • Kota Pelajar, karena Malang memiliki banyak universitas negeri ataupun swsta yang cukup terkenal sehingga banyak orang dari luar pulau yang pindah ke Malang untuk mencari pendidikan yang lebih baik dari kota lain.
  • Kota Kuliner, karena di Malang banyak terdapat jenis makanan khas yang menggugah selera banyak wisatawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar